Works > Tarekat Kopi #2: "RUANG PEMBEBASAN" (2023)
Works > Tarekat Kopi #2: "RUANG PEMBEBASAN" (2023)
Tarekat Kopi #2: "Liberation Space" s a work that stems from research into the physical practices of the Qadiriyah congregation in coffee shops in Aceh. DekJall reinterprets the relationship between spiritual activities and everyday activities in his daily life within the coffee room. For him, the coffee room is not merely a place for pause, refreshment, transit, meetings, or gatherings. It is where various issues are discussed, triggering reactions such as conflict or negotiation. Amidst the noise, DekJall often finds himself drawn back to and immersed in moments of silence—a comfortable and peaceful space—evoking a longing for tarekat awareness. He explores this relationship through layers of awareness of spatial phenomena (conditioning). In his experience, spatial phenomena don't imply rejection but rather integration while maintaining awareness of the ongoing activities. The concept of the “Tarekat Kopi” performance #2: "Liberation Space" takes place in a secular or profane space, such as a coffee shop, which is frequently found in modern physical spaces. Initially, the juxtaposition of ideas with the choice of space may seem contrasting. However, DekJall realized that the choice of space was the result of his long reflections, often oscillating between urban and traditional societies. Tarekat Kopi #2: "Liberation Space" is a continuation of the work of Tarekat Kopi.
PRODUCTION TEAM
Choreographer
M. Safrizal (DekJall)
Composer
Surya Gandamana
Dramaturg
Katalis Kolektif
Producer
Sekar Putri Handayani
Lightingman
Risky Ade Prasetya
Production
JICON
Tarekat Kopi #2 : “Ruang Pembebasan” sebuah karya yang berangkat dari hasil riset praktik ketubuhan tarekat Qadiriyah yang ada di kedai kopi tepatnya di Aceh. DekJall melakukan pembacaan ulang terhadap relasi aktivitas spiritual dengan aktivitas duniawi dalam realitas kesehariannya di ruang kopi. Baginya, ruang kopi bukan hanya sekedar tempat jeda, refresh, transit, pertemuan, ataupun perkumpulan. Di meja ngopi terhampar berbagai isu yang diperbincangkan, soal perkongsian berbagai perkara, yang kemudian memicu berbagai reaksi seperti konflik, atau negosiasi. Saat kebisingan itu hadir, DekJall telah berkali-kali dihantarkan kembali sampai dan masuk pada momen mengalami -hening- (ruang nyaman dan damai), sehingga muncul kerinduan akan kesadaran bertarekat. Ia melacak relasi tersebut melalui lapisan kesadaran atas fenomena meruang (keterkondisian). Dalam pengalamannya, meruang bukan berarti menolak, melainkan melebur dengan tetap mempertahankan kesadaran atas aktivitas yang sedang dilakukan. Konsep pertunjukkan Tarekat Kopi #2 : “Ruang Pembebasan” dilakukan di ruang sekuler atau ruang profan yaitu coffe shop, seperti yang sekarang ini banyak hadir di ruang-ruang fisik modernitas. Jika dilihat sekilas, pertemuan gagasan dengan pemilihan ruang yang ditawarkan terlihat sangat kontras. Tetapi pada akhirnya DekJall menyadari jika pemilihan ruang merupakan hasil refleksi panjang DekJall yang kerap merasakan sebagai masyarakat urban dan masyarakat tradisional. Tarekat Kopi #2 : “Ruang Pembebasan” merupakan karya lanjutan dari karya Tarekat Kopi.
TIM PRODUKSI
Koreografer
M. Safrizal (DekJall)
Komposer
Surya Gandamana
Dramaturg
Katalis Kolektif
Produser
Sekar Putri Handayani
Lightingman
Risky Ade Prasetya
Produksi Karya
JICON