Works > Tarekat Kopi (2023)
Works > Tarekat Kopi (2023)
"Tarekat Kopi" is a work that stems from DekJall's research on body language in tarekat practices. However, this piece focuses more on a specific subset of DekJall's findings, particularly coffee shops and coffee culture. During his research, DekJall observed many cultural bodily practices of the Acehnese people in coffee shops and became aware of how these activities mirrored tarekat practices. DekJall noted that the majority of Acehnese people aged 45 and over would move their bodies left and right, front and back while chatting in coffee shops. This movement reminded him of one of the tarekat practices, dhikr. DekJall also observed various interactions and body language between coffee makers and coffee drinkers. In exhibitions and performances of “Tarekat Kopi”, DekJall explores how tarekat bodily practices have unconsciously permeated the daily behaviour of Acehnese people, particularly in coffee shops. Moreover, coffee culture in Aceh has been widespread since the Dutch colonial era and continues to thrive today. This work inspired DekJall to examine artifacts closely related to his tarekat practice, such as swords, costumes, tarekat sheets, diaries, and natural phenomena, linking them to his own body archives as a tarekat performer, dancer, and choreographer. DekJall pursued this exploration because he noticed several tarekat artifacts displayed on the walls of the coffee shops he frequented.
PRODUCTION TEAM
Choreographer
Dekjall
Tarekat Kopi merupakan sebuah karya yang berangkat dari hasil riset DekJall mengenai bahasan tubuh dalam praktik tarekat. Hanya saja, Tarekat Kopi lebih mempusatkan bahasan riset pada sub yang terkecil dari temuan DekJall yaitu di warung kopi dan kopi. Selama proses riset berlangsung, DekJall banyak mengamati laku ketubuhan kultural dari masyarakat Aceh yang terjadi di warung kopi, dan kemudian menyadari kembali aktifitas DekJall di warung kopi dan praktiknya selama bertarekat. DekJall melihat dominan dari masyarakat Aceh yang umurnya 45 tahun ke atas, tubuh mereka bergerak ke kiri kanan dan depan belakang ketika sedang mengobrol di warung kopi. Laku tersebut memantik memori DekJall, pergerakan itu menyerupai seperti salah satu praktik tarekat yaitu berdzikir. DekJall juga mengamati aktifitas-aktifitas masyarakat Aceh ketika berada di warung kopi. Bahkan DekJall menemukan simbol dan bahasa tubuh antara pembuat kopi dan peminum kopi. Dalam pameran dan pertunjukan karya Tarekat Kopi, DekJall banyak mengulik mengenai bahasan bagaimana praktik ketubuhan tarekat tanpa disadari telah merambah ke laku sehari-hari masyarakat Aceh, salah satunya yang terjadi di warung kopi. Apalagi budaya ngopi di Aceh sudah sangat marak sejak hadirnya kolonial Belanda hingga dengan sekarang. Karya ini juga memantik DekJall untuk melakukan pembacaan terhadap artefak-artefak yang lekat dengannya selama melakukan praktik tarekat seperti, pedang, kostum, lembaran tarekat, catatan harian, dan fenomena-fenomena alam, yang kemudian dihubungkan dengan arsip tubuhnya sendiri sebagai pelaku tarekat, penari dan koreografer. Pembacaan ini DekJall lakukan dikarenakan ketika DekJall memperhatikan dinding-dinding di warung kopi ada beberapa artefak dari aliran tarekat.
TIM PRODUKSI
Koreografer
Dekjall